tiga puluh tiga :(
Pintu kelas, saksi tunggu dalam rindu tiga tahun yang lalu kita bersama mengejar mimpi yang sama, mengejar nilai terbaik untuk menjadi murid smanika, tak ada yang mengenal satu dengan yang lainnya, hingga mos yang dahulu ada mempertemukan kita, di bulan puasa, di hari yang sama kita jalani MOS dengan bahagia, dari foto pemain sepak bola sampai foto fatin sidqia. Dari berebut kursi sampai berebut lelaki. Dari rentetan ulangan harian sampai hafalan ekonomi kita jalani dengan setengah hati. Dari jajanan kopsis sampai jajanan micin di kantin. Kita tak pernah mengeluh tentang hal itu, kita mengeluh waktu tersebut sangat cepat berlalu kelas, takkan goyah walau badai mengamuk, seperti pohon jati, akarnya tertancap di poros bumi, sewindu merindu kembali pulang bagai rindu kumbang di taman. Adakah yang lebih indah dari semua ini? rumah kecil dan cerita cinta yang megah, kita bahagia. –Dialog Dini Hari “Tentang Rumahku” Putih Abu-Abu Tak ada yang tersisa melainkan sejut